Sebuah kesempatan baik bertemu dengan banyak perempuan di pedesaan. Belajar bahwa mereka memiliki keahlian meramu masakan dari bahan yang ada menjadi hidangan yang lezat.
Penambahan daun kelor sebagai bentuk fortifikasi makanan kami praktekkan bersama saat membuat bolu cake dari tepung singkong. Bu Ratmi membuat sendiri tepung singkongnya dengan alat yang ada di rumahnya.

Serbuk daun kelor juga kami tambahkan ke garam. Ini juga hal baru yang kami pelajari di Dayeuhluhur. Kebiasaan orang tua dulu, membakar garam sehingga mengubahnya menjadi butiran halus. Rasanya dipercaya lebih gurih. Penambahan serbuk kelor selain membuat warnanya cantik, juga menjadi tambahan vitamin.
Kebiasaan ngaliwet adalah hal yang kami nikmati di desa. Yaitu makan bersama setelah melakukan kerja bakti atau saat ada yang ulang tahun misalnya. Rebusan daun imba yang dipadukan dengan sambal kluwek adalah kombinasi yang pas.
Saya juga mempelajari kalau rebusan daun imba sangat bagus untuk kondisi perut saya yang sensitif. Membuang gas dan membuat lega keesokan paginya, seperti detoksifikasi membersihkan perut. Mungkin harus diperiksa lagi ada kandungan apa di imba ini?
Memasak nasi biru bunga telang dan menyeduh magic blue tea tetap kami lakukan. Pemberian biji telang agar ditanam di halaman disambut hangat. Biji telang didapat dari tetangga yang memiliki telang di halamannya.