Wednesday, August 14, 2024

Martani di WEA Grassroot Accelerator 2024

 Sebuah penghormatan, kami terjaring mengikuti Program WEA Grassroot Accelerator 2024. Tagline yang ada diangkat: when women thrive, the earth trives. Dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan, ketika perempuan berkembang maka dunia akan maju. 

Ada 24 pemimpin berasal dari 18 provinsi seluruh Indonesia, yang akan mengikuti program



training online selama 4 bulan ke depan (Agustus-November 2024). Tujuan menciptakan kelompok perempuan yang lebih mampu memimpin di bidangnya masing-masing. Diharapkan akan bergabung dengan para alumni baik program di Indonesia dan juga di berbagai negara seperti Amerika, Eropa, Asia, Afrika dan Mexico. Pelaksana program adalah Women Earth Alliance dan Pratisara Bumi Foundation. 

Lebih jauh info WEA https://womensearthalliance.org/indonesia2024/

Paket awal yang dikirim panitia berupa produk sponsor berupa olahan dari hasil bumi petani lokal. Yaitu produk skincare YAGI (IG @yagi.forest), produk spices & oil CONSERVANA (@conservanaspices) dan produk organic tea MADE TEA (@madeteas). Silakan di cek instagramnya untuk keterangan lebih jauh. 

Senang sekali karena salah-satunya adalah teh biru bunga telang yang dikemas oleh @madetea. Campuran bunga telang, daun pandan dan jahe. CALMING BLUE TEA begitu tertulis di kemasannya. 



Setelah diseduh air panas, warna biru dari bunga telang segera muncul terlihat. Memang menenangkan menghirup wanginya daun pandan dan birunya telang. Serasa di awan melayang ringan. Kami meminumnya untuk teman sarapan karedok. 

Kami pernah mengunjungi Bu Made owner MADE TEA di Bali. Kebunnya asri ditanami aneka rempah dan bunga yang digunakan untuk membuat seduhan teh. Para tamu dapat melihat langsung bagaimana tanaman rempah dibudidayakan, dipetik dan diolah. Langsung mencicipi seduhan aneka campuran rempah juga dapat dilakukan. Asik lah. 

Mari ngeteh biru telang. 

No comments:

Featured Post

Telang di Cikadu Bingkeng Dayeuhluhur

Dalam satu kesempatan ngobrol dengan ibu-ibu di Cikadu, kami mendengar bahwa mereka tidak suka menyeduh pala, kapol, sereh atau rempah-rempa...