Mama Bhumi namanya. Seorang penggagas kebun dan olahan rempah yang disebutnya Omah Gesang. Bisa dikontak lewat hp 0851-5506-5440, IG omahgesang.id, alamat di Jl Gunungwungkal Tlogowungu, Jiwo, Jrahi, Gn Wungkal, Kabupaten Pati, Jateng 59156.
Lulusan IPB tahun 2012 dan memilih kembali untuk tinggal di desa. Banyak yg bisa dikerjakan di desa katanya bersemangat saat berkunjung ke Kopi Oemah Martani Prambanan tahun 2017 lalu.
Dua tahun kemudian, usahanya semakin berkembang. Mampu memadukan antara aktif berkarya, dan bangga menjadi ibu rumah tangga mengasuk anak semata wayangnya.
Jahe biru bunga telang sempat menjadi produk andalannya, sayangnya tidak terlihat di katalog yg menempel di galery WA Bisnis Omah Gesang. Mungkin PO? Jahe biru bunga telang adalah jahe instan siap seduh, ada tambahan bunga telang sehingga jahenya berwarna biru.
Sirup telang dan rosela dikemas dalam botol siap saji, yang sekarang menjadi produk andalan. Produk sirup buatan rumahan ini menjadi alternatif berbagai produk sirup bermerk produksi pabrikan.
Apa keunggulan produk rumahan orang biasa dibanding produk pabrikan? Mengenal siapa pembuat produk adalah sebuah kemewahan. Bertegur sapa dengan sang artisan, mengetahui asal-usul produk, bagaimana pembuatannya, darimana asal bahan-bakunya. Apakah lebih sehat?
Jika kategori sehat adalah tanpa bahan pengawet, maka produk rumahan seperti yg diproduksi Mama Bhumi bisa dicoba. Usia produknya lebih pendek karena memang dibuat alami, tanpa pengawet. Apalagi teman-teman pegiat climate change, tentunya mengenal istilah carbon foot print dimana pemilihan produk lokal adalah lebih utama dibanding produk yg didatangkan jauh lokasinya.
|
Leaflet Omah Gesang |
Kesibukan hari-harinya menyiapkan pesanan olahan simplisia baik pesanan pabrik atau para pelanggan tetapnya yg kerap melakukan repeat order. Sebuah pabrik sambal yg bertemu di sebuah komunitas UMKM memesan jahe, kunyit, laos dan rempah lainnya 2 kali seminggu, sebanyak 20-50 kg per minggunya. Jika produksi sambal naik, bisa pesan 2-3 kuintal, tergantung jenis order sambalnya. Wah kebayang kesibukan harian si ibu pengusaha muda ini.
Memang sebagai pengusaha rumahan, pemasaran sangat mengandalkan jejaring dan mereka yang kontak langsung. Teman-teman kuliah dan sekolahnya kerap melakukan pemesanan. Bertemu pelanggan baru di pameran, terus ada kecocokan, berlanjut menjadi pelanggan.
Mama Bhumi berbagi cerita kalau tetangganya dan desa-desa sekitarnya adalah kantong pengirim TKW (Tenaga Kerja Wanita). Banyak keluarga bercerai dan anak-anak tidak mendapat perhatian penuh karenanya. Ide ingin membuat usaha agar perempuan tetap berkarya dari desa. Mungkin ini lah jalannya menjadi saluran berkat untuk banyak perempuan di desa.
Para perempuan di kota mungkin juga bisa lebih memahami soal konsumsi hariannya. Gak ada yg salah dengan minum teh warung yg biasa dijual di warung, terbuat dari daun Camellia sinensis. Saat ini banyak dijual teh kemasan siap saji, di konter pinggir jalan.
Hati-hati dan cermati berapa batasan tanin yg dia minum setiap harinya. Sedikit pengayaan dengan menambahkan aneka simplisia rempah yang tentunya memiliki kandungan nutrisi yg lebih beragam, akan memberi dampak baik untuk tubuh. Mengkonsumsi zat tanin di dalam teh, saat haid datang, semakin memperburuk kehilangan zat besi yg bisa memperparah anemia. Mungkin tidak selalu kita sadari sampai sesuatu akumulasi terbentuk.
Perempuan dan rempah Nusantara. Sukses Mbak Di!
|
Kumpulan Orang Biasa (KOB) |