Eksperimen ekonomi dan kesejahteraan petani melalui perdagangan bunga telang membawa kami mengenal baik sang petani. Lebih jauh kami melihat bagaimana regenerasi sang ayah yg mampu menarik anaknya untuk ikut serta bertani, keluar dari pekerjaannya di pabrik. Nah kalau biasanya petani pindah kerja ke pabrik, kami mengalami sebaliknya.
Pembangunan jiwa yg kami juga terima adalah lewat ketekunan mengamati bahasa isyarat alam yg timbul setiap harinya. Berlatih membaca, menganalisa, memutuskan solusi yg terbaik.
Diambil dari Youtube Martani Pangan Sehat. https://www.youtube.com/watch?v=XtN8udcpbpU
Video singkat tanaman bunga telang yg punya warna bunga ungu, berbeda dengan tanaman telang lainnya. Berasal dari biji indukan di kebun yg sama.
Sore2 habis magrib si Mbah datang dengan Mas Tsatsa putranya. Ngobrol ngalor ngidul memang ciri khas kita banget. Salah-satunya pengamatan Mas Tsatsa tentang keanehan yg menurut dia muncul di kebun bunga telangnya. Bukan biru tapi ungu katanya yakin. Esok paginya kami memastikan mampir ke kebun untuk melihat langsung. Silau matahari pagi mengaburkan pandangan mata. Siang harinya Si Mbah datang memetik bunga hasil panenan dan menunjukkan si bunga ungu. Memang beda euy.
Lebih tebal petal bunganya. Daunnya juga beda katanya. Baiklah PPL mana yg bisa kami tanyai? Apalagi kalau bisa ngetwit sambil tanya2 soal kondisi pertanian di desa. Khan katanya sudah digital tuh konon hahaha. Sudahlah tanya kawan saja. Gerakan publik lebih bisa diandalkan. Mereka sedang sibuk ngurus harga beras yg menjulang tinggi dan impor beras yg segera tiba. Semoga ajah kawan kami semua mulai mengurangi konsumsi nasi harian dan perlahan beralih makan non-nasi. Bisa kok. Dan lebih sehat pulak. lahhhhh kok mlipir ke beras impor. Itu sih pemicunya PPL, mau tanya kemana....
Bentuk morfologi bunganya sih serupa dengan yg warna biru kok.
Bunga telang warna biru, ungu dan pembanding warna. |
Gambar bunga telang di Warung Martani Tulung Kalasan (tutup 2016-2017) |
No comments:
Post a Comment